Kamis, 13 Desember 2012

apa itu cloud computing

Tentang Cloud Computing

Asumsi utama dari cloud computing adalah sudah tersedianya broadband atau koneksi internet berkecepatan tinggi, tanpa kuota, tanpa batasan kecepatan kecuali kemampuan membayar pelanggan atas layanan yang maksimal (Quality of Service) yang bisa disediakan infrastruktur. Quality of Experience (QoE) menjadi lebih utama ketimbang QoS.
Gembar-gembor cloud computing di industri teknologi industri mengarah pada sesuatu yang sangat naif. Penyedia layanan internet nirkabel (wireless) di Amerika Serikat saja tetap menerapkan batasan maksimal kecepatan internet. Walau mereka menjanjikan koneksi internet tanpa kuota, unlimited data, realisasi kecepatan transfer datanya adalah yang paling lelet. Terlalu lelet untuk bisa berguna. Too slow to be useful.
Penyedia layanan aplikasi (Application Service Provider) memang memberikan update gratis, tetapi dengan waktu terbatas. Pemakaian lebih lama mengharuskan pengguna wajib membeli lisensi untuk mendapatkan update lanjutan. Contoh yang pertama dan utama adalah para perusahaan pembuat anti-virus. Contoh kedua adalah layanan penyimpanan data online secara gratis.
Beberapa waktu lalu 4shared.com masih menggratiskan download file berukuran lebih dari 50 megabytes. Belum lama ini, untuk mendownload file berukuran lebih dari 50 MB, pengguna harus membayar. Kebutuhan back-up online menjadi tidak terelakkan ketika semua sistem komputer di satu kelompok perusahaan saling terhubung satu sama lain dan berbagi serta bekerja dengan satu database yang sama.
Di sisi penyampai data ke pengguna akhir, dua istilah yang akan sering disebut-sebut adalah Content Delivery Networks atau Content Distribution Networks (CDN) dan teknologi atau teknik yang biasa dipakai. Operator telekomunikasi lebih memungkinkan mengembangkan aplikasi dan jaringan backbone CDN secara lebih efisien dengan nama telco’s CDNs, ketimbang ISP dan/atau ASP.

Kelebihan Cloud Computing

  1. Menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
  2. Bisa menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang dengan cepat.
  3. Membuat operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
  4. Menjadikan kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
  5. Mengehemat biaya operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem informasi yang dibangun.

Kekurangan Cloud Computing

Komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban. Dan juga perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing. Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.
Dalam sebuah seminar tentang cloud computing, Francis Lee dari Joyent menyebutkan ada sejumlah mitos yang melingkupi cloud computing. Mitos-mitos inilah yang membuat orang-orang ataupun perusahaan masih enggan untuk berpindah dari model data center lama ke layanan cloud computing.
Edukasi tentang cloud computing mutlak diperlukan untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan cloud computing. Tahun 2012 seperti yang saya prediksikan di Indonesia akan menjadi tahun di mana orang akan ingin tahu lebih banyak tentang teknologi cloud, termasuk mencoba layanan tersebut secara langsung.
Satu hal yang pasti, dengan mengalihkan sumber daya ke teknologi cloud bukan berarti pemilik data bisa ongkang-ongkang kaki dan lepas tangan jika ada hal-hal yang tidak diinginkan (misalnya: crash, hacked) terjadi dengan penyedia layanan cloud-nya.
Penyedia layanan cloud yang baik pasti dari awal kontrak akan mengajak klien untuk duduk bareng mendesain environment sistem untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ini merupakan bukti awal keseriusan penyedia layanan cloud untuk secara sungguh-sungguh membantu kita mengurusi alih sumber daya terhadap seluruh sistem komputer yang dimiliki perusahaan.
Berikut adalah mitos-mitos cloud computing yang disebutkan oleh Francis Lee dan bagaimana sesungguhnya yang terjadi di dunia nyata:
1. Cloud Computing tidak secure, reliable, dan scalable
Tiga hal ini saya gabungkan menjadi satu. Faktanya adalah cloud computing bisa saja tidak secure, reliable, dan scalable. Hal ini bisa terjadi jika kita memilih penyedia layanan cloud yang tidak tepat dan kita tidak terlibat langsung dalam pendesainan arsitektur sistem komputer yang dikehendaki.
Menurut Francis, penggunaan layanan cloud bukan berarti sistem tersebut langsung 100% aman. Kita tetap perlu memasang sistem pengaman seperti SSL dan semua layer keamanan yang menjadi faktor utama apakah sistem kita mudah ditembus atau tidak. Dari awal, seharusnya penyedia layanan cloud sudah memberikan saran-saran tentang cara terbaik untuk memastikan keamanan sistem.
Sementara itu, faktor reliable dan scalable bergantung dengan cara kita mendesain sistem komputer yang dimiliki di cloud dan bagaimana backup plan yang dimiliki oleh penyedia layanan cloud. Dengan demikian, langkah persiapan — baik dalam memilih penyedia cloud maupun mendesain arsitektur sistem komputer — merupakan hal critical untuk menentukan apakah sistem akan secure, reliable, dan scalable.
2. Cloud Computing tidak menghemat uang
Bisa jadi bahwa ternyata biaya yang dikeluarkan untuk mengalihkan sumber daya ke layanan cloud tidak lebih murah ketimbang membuat data center sendiri.
Masalahnya, membuat data center sendiri itu pastinya membutuhkan yang namanya ruangan, infrastruktur, dan hardware yang semuanya adalah aset dan memiliki faktor depresiasi. Belum lagi seandainya kita perlu memperbarui semua itu secara berkala.
Sebaliknya dengan mengalihkan sistem ke teknologi cloud, hanya satu hal yang kita pikirkan dari sisi keuangan, yaitu biaya operasional. Tidak ada aset dan depresiasi yang perlu diurusi.
Anggap saja seperti pembayaran bulanan yang rutin dikeluarkan, seperti halnya layanan listrik, air, atau telepon. Tidak perlu pusing dengan pembaruan teknologi ataupun bagaimana membuang perangkat yang sudah usang.
3. Cloud Computing membutuhkan skill IT yang baru
Apakah teknologi cloud membutuhkan skill yang baru? Sekarang dibalik, jika Anda berkecimpung di dunia Teknologi Informasi, hal apa yang tidak baru setiap harinya?
Berbeda dengan dunia teknik lainnya, IT adalah dunia yang sangat cepat menuntut perubahan. Ini termasuk dengan skill dan ilmu yang diperlukan. Apa yang menjadi tren lima tahun lalu bisa jadi sudah tidak ada yang menggunakan saat ini.
Khusus untuk teknologi cloud, para administrator sistem di perusahaan tentu harus mengerti bagaimana meng-handle teknologi yang diterapkan oleh layanan cloud computing.
Belajar terus-menerus, terutama untuk teknologi baru, adalah keharusan dan itu bukanlah hal yang bisa ditawar. Tentu saja penyedia layanan cloud akan selalu membantu jika memerlukan transfer ilmu dan teknologi.
Itulah sekelumit mitos yang berkaitan dengan cloud computing. Garis besarnya adalah teknologi cloud memang memudahkan kita mengurusi sistem komputer yang dimiliki tapi pemilik sistem tetap secara penuh bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem yang dimiliki sudah benar-benar cukup secure, reliable, dan scalable. Update terhadap perkembangan teknologi juga merupakan keharusan di dunia yang serba cepat ini.
Semoga kita bisa memahami teknologi cloud dengan lebih baik dan dapat memutuskan apakah teknologi cloud computing merupakan solusi terbaik bagi sistem kita atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar